Selasa, 27 November 2012

BAB. 5 PANEN DAN PASCA PANEN


BAB. 5 PANEN DAN PASCA PANEN Panen merupakan kegiatan yang kita nanti – nanti untuk menikmati jerih payah selama penanaman , produksi cabai rawit hampir sama dengan cabai besar , hanya saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2 – 3 tahun , sehingga produksi cabai rawit lebih tinggi dari pada cabai besar .Cabai rawit dapat dipanen hijau ( muda ) dan dipanen merah atau sudah masak . bila cabai rawit di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi .Pemanena cabai rawit dapat dilakukan 4 – 7 hari sekaliatau tergantung peda situasi harga pasaran . Selain dikirim di berbagai kota, dan tersedia di berbagai pasar tradisional,cabai rawit juga dijajakan di supermaket PEMANENAN BUAH Buah Masak (akan dijelaskan lebih rinci) Buah Mentah (akan dijelaskan lebih rinci) BAB. 6 ANALISA USAHA Analisa usaha harus diperlukan dalam menjalankan usaha. Hal ini bertujuan untuk menghitung da memprediksi keuntungan hasil usaha yang akan atau sedang di jalankan. Selain itu juga berfungsi utuk bahan evaluasi. Misalnya biaya produksi terlalu tinggi, bisa ditangani dengan menekan biaya dengan encarikan bahan alternatif yang lebih murah. Atau penanganan yang keliru bisa diganti dengn penanganan yang lebih efisien an efektif yang bertujuan untuk menekan cost dan menggenjot kuantitas dan kualitas produksi, yang muaranya adalah keuntungan yang maksimal. Dalam membuat analisa usaha diperlukan beberapa asumsi dasar. Asumsi dasar yang akan digunakan dalam analisa usaha bertani cabai rawit adalah kondisi Tahun 2011 di Kabupaten Kutai timur. Kelayakan usaha dapat ditinjau dari return cost ratio (R/C), benefit cost ratio (B/C), dan break even point (BEP). Return cost ratio (R/C) adalah perbandingan antara jumlah total penerimaan dengan julah total biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan mengutungkan jika R/C > 1. Benefit cost ratio (B/C) perrbandingan antara tingkat keuntungan yang diperoleh dengan total biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Suatu usaha dikatakan menguntungkan bila B/C > 0. Break even point (BEP) adalah suatu titik impas dari suatu usaha atau dengan kata lain balik modal. Perhitungan BEP terdri dari BEP Produksi dan BEP Harga jual produk. Dari nilai tersebut dapat diketahui tingkat produksi dan harga jual produk pada saat tidak mendapatkan keuntungan ataupun tidak mendapatkan kerugian. Dari hasil perhitungan tersebut, tinjauan kelayakan usaha adalah sebagai berikut. 1. Return cost ratio (R/C) Total pendapatan 36.871.500 R/C = ________________ = ____________ = 1,41 Total biaya 26.150.000 Nilai R/C 1,41 berarti setiap penambahan biaya Rp. 1.000 akan diperoleh penambahan pendapatan sebesar Rp. 1.410. 2. Benefit cost ratio (B/C) Keuntungan 10.721.500 B/C = ________________ = ____________ = 0,41 Total biaya 26.150.000 Nilai B/C > 0, artinya usaha dapat memberikan keuntungan sebesar Rp. 410 dari setiap penambahan biaya Rp. 1.000. Keuntungan yang diperoleh 41 % dari biaya yang dikeluarkan. 3. Break even poin (BEP) Total biaya 26.150.000 BEP Produksi = ______________ = ____________ = 32.864 Harga jual Rp. 795 Total biaya 26.150.000 BEP Harga = ______________ = ___________ = 803 Total produksi 32.565 Titik impas usaha berti cabai rawit pada jumlah produksi 32.565.000 atau harga jual Rp. 803. Dari ketiga parameter tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha ini layak diusahakan dan menguntungkan. Pustaka Anonymous . 1992 . petunjuk praktis bertanam sayuran. Yogyakarta penerbit kanisius . tetiadi . 1992 . bertanam cabai. Jakarta :penebar swadayaSoeseno , selamet . 1966 . kebun sayur di perkarangan anda .Jakarta : penerbit kintaSoewito M . D . S .1987 . memanfaatkan lahan 1 ;bercocokTanam tomat , Jakarta : penerbit CV titik terangSoewito M . D . S . 1988 . memanfaatkan lahan 2 : bercocokTanam cabai . Jakarta penerbit CV titik terang .Sunaryono , hendro .1988 pengantar dasar horticultural .Bandung : penerbit sinar baruSunaryono . hendro . 1992 . budi jaya . cabai merah . bandung:Penerbit sinar bar http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2009042107181919 www.palntamor.com http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=213 http://diaheko.multiply.com/journal/item/5/Cabai_Rawit http://guruprofesional.wordpress.com/materi-seni-budaya/mulok-pertanian-bertanam-cabai Biodata Penulis Bayu Kurniawan, Lahir di Pemalang tanggal 20 Juli 1985 mempunyai Pekerjaan rutin menulis dan bertani di Pondok Tani Yasnaya Polyana. Selain bertani dan Menulis, penulis mempunyai hobi melukis dan mendengarkan musik klasik. Semua hal yang dikerjakan penulis mempunyai hubungan satu sama lain walaupun telihat beda jauh. Seperti misalnya menulis tentang ekologi, hal ini jika dikaitkan dengan pertanian, tentunya yang dikerjakan adalah pertanian organik. SD sampai dengan SMU di ikuti penulis di Pemalang, sampai mengambil kuliah di Universitas jenderal Soedirman Purwokerto Jurusan Administrasi Negara FISIP tahun 2003. Selama kuliah, penulis berorganisasi di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia tahun 2003-2006, dan Unit Pecinta Lingkungan Mahasiswa Pecinta Alam tahun 2004-2006. Melalui dua organisasi itulah penulis mulai mengenal tentang petani dan lingkungan. Penulis mendalami tentang filsafat dan pertanian organik melalui magang dan belajar di Pondok Tani Organik Yasnaya Polyana dari tahun 2006 sampai sekarang. Melalui bimbingan Bpk. Ashoka Siahaan selaku pendiri di Pondok Tani itu, penulis dan rekan-rekannya mendapatkan pengetahuan yang luas yang tidak didapatkan di sembarang tempat, khususnya di bangku kuliah. Penulis juga aktiv di Yayasan Sumber Agung, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penerbitan buku Filsafat di Jakarta. Untuk menghubungi penulis, dapat mengirimkan email ke : buletinsumber@yahoo.co.id , atau Alamat : Padepokan Filosofi dan Pondok Tani Organik Yasnaya Polyana Dusun Peninis Desa Windujaya Kedungbanteng Banyumas dengan No Telepon : 08886677244, (0281)5770918. Sudarmanto,ST,MSi, lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 4 April 1973. Pendidikan dasar sampai Sarjana S1 diselesaikan di kota kelahirannya. Pendidikan S1 di bidang Teknik Sipil di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Pada tahun 2003 melanjtkan S2 di Universitas Negeri Surakarta Program Studi Penyuluhan Pembangunan Jurusan Managemen Pengembangan Masyarakat. Selama hidupnya bekerja di lingkup Pemberdayaan Masyarakat (Community Development). Bidang Community Development adalah bidang yang sangat menarik dan memunculkan ide-ide kreatif untuk langkah-langkah atau strategi-strategi yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam mengatasi permasalahan pembangunan bangsa. Diawali dari tahun 1998, penulis bekerja sebagai Sarjana Pedamping Program Aksi Pemberdayaan Masyarakat Tani (Proksidatani) Menuju Ketahanan Panganan Nasional Gerakan Mandiri Padi Kedelai dan Jagung (GEMA PALAGUNG) 2001. Berlanjut ahun 1999 sebagai Konsultan Pendamping Program Peningkatan Penyuluh Pertanian dalam Meningkatkan Masyarakat Tani (P4M2T). Kedua program tersebut dibawah naunan 3(tiga) departemen, yaiu: Institut Pertanian Bogor (IPB), Departemen Pertanian (DEPTAN) dan Departemen Koperasi (DEKOP) . Seteah itu sejak tahun 2003 bergabung di Program Pengembangan Kecamatan (PPK) sampai sekarang yang berubah nama menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP). Pada akhirnya, karena ditempa berbagai pengalaman pekerjaan tersebut, keahlian yang dimiliki penulis adalah bidang penyuluhan pembangunan utamanya pemberdayaan masyarakat ( pertanian, peternakan, perkebunan, periknan, pembangunan infrastruktur pedesaan penunjang pertanian dan perikanan, keuangan mikro dan pemberdayaan masyarakat miskin ). Keahlian lainnya adalah penulis juga piawai untuk memberikan trainer pelatihan di bidang pemberdayaan masyarakat.

BAB. 4 HAMA PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA


BAB. 4 HAMA PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA Hama penyakit pada tanaman cabai rawit yang sering dijumoai adalah lalat buah. Seekor lalat buah betina dapat bertelur 1200-1500 butir. Telur tersebut dimasukkan ke dalam kulit buah (saat buah muda, saat buah pentil), menggunakan alat bertelur yang terdapat pada ujung belakang perut. Satu kelompok telur yang masuk dapat lebih dari 1o butir. Setelah 2 hari telur menetas menjadi larva (belatung, set, singat dan udet). Larva mencapai tahap dewasa pada umur 5-35 hari tergantung macam makanan dan suhu. Pada daerah panas larva lebih cepat dewasa. Sampai dewasa, larva berganti kulit 3 kali. Larva dewasa membuat lubang pada kulit buah, turun ke tanah, lalu berkepompong. Lama kepompong 6-12 hari. Kepompong menetas lalu keluarlah lalat. Setelah berumur 2 hari lalat sudah mampu bertelur. Masa bertelur lalat betina 8-22 hari. Tanda-tanda serangan lalat buah adalah menyebabkan luka berupa titik pada kulit buah dan kelihatan hitam. Setelah telur menetas menjadi larva lalu memakan kulit buah bagian dalam selanjutnya daging buah. Pada bagian yang terserang kulit buah kulit buah berwarna kuning ada bucek hitam, membusuk lalu buah busuk. Dacus dorsalis hend, adalah lalat buah yang biasanya menyerang tanaman cabai rawit. Penanggulannya: Membuat Perangkap lalat buah Membuat pestisida Organik

BAB. 3 BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT


BAB. 3 BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut A. SYARAT TUMBUH Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut : 1. tanah- gembur- subur atau banyak mengandung zat makan- pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan- banyak mengandung humus 2. tempat tumbuh ( daerah )- dataran rendah- dataran tinggi 3. iklim tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31* B.BAHAN DAN ALAT 1. Alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit- cangkul- garpu tanah- kored- gembor ember- sprayer- ember- meteran- keranjang- timbangan- tali kenca ( pelurus ) 2. Bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit- benih cabai rawit- pupuk kandang- urea- TSP- Bambo- Insektisida- Fungisida- KCL- Pelastik kecil bumbungan- Lalang atau daun kelapa C. PEMBIBITAN Pembibitan tanaman cabai rawit sebaiknya ikuti langkah langkah sebgai berikut: Pemilian Benih/bibit Tidak semua biji baik untuk dijadikan benih. Syarat biji yang bisa dijadikan benih adalah sebagai berikut. Biji berasal dari buah yang sehat (tidak terkena penyakitatau terserang hama). Bentuk Biji sempurna. Berasal dari tanaman yang sehat, produksinya tinggi, tahan serangan hama dan penyakit, serta berumur panjang. Biji diambil dari bagian tengah biji, karena merupakan biji yang padat berisi. Buah tersebut merupakan hasil petikan atau panenan yang ketiga, keempat, dst. Pada panenan tersebut, umur tanaman sekitar 6 bulan (pada umur 6-24 bulan, merupakan waktu berproduksi maksimal). Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji). Persemaian Buah cabai yang telah dipilih, kita potong kedua ujung pangkalnya sehingga didaptkan bagian tengan buah yang padat. Bagian tersebut kita belah dan kita keluarkan satu persatu bijinya lalu dijemur tetapi tidak sampai terkena sinar matahari hingga biji tersebut kering.(kira-kira selama 3 hari) Tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjang menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kompos panjang 1 m tanah diberi kompos 1 kg. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam. untuk menghindari hujan dan angin. Tempat persemaian benih cabe dapat diberikan atap. 3. Menanam Semaian Sebelum disemaikan, sebaiknya benih diberikan perlakuan khusus agar perkembangannya dapat dipercepat, yaitu dengan direndam air hangat sekitar 500 C. Direndam selama 12 jam atau selama semalam. Cara ini hanya dilakukan pada benih yang baru dan belum pernah disimpan. Benih kemudian dikeringkan dan bisa disimpan dengan dimasukkan ke dalam kemasan yang diberi lubang angin dan disimpan di tempat kering (tidak lembab dan tidak mengundang jamur). Benih dapat di simpan selama 2 tahun. c. Daya tumbuh benih setelah disimpan lama masih bisa tinggi (mencapai 80%), tetapi benih baru akan bertunas setelah 14 hari ditanam. Adapun benih baru akan bertunas setelah seminggu disemai bila waktu penyimpanannya masih 2 bulan lagi. d.Adapun benih yang daya tumbuhnya hanya mencapai 50% atau kurang dari itu, benih tidak bisa memenuhi syarat untuk dijadikan tanaman dalam usaha tani. Untuk benih yang baik, dalam satu hektar diperlukan buah cabai rawit kurang lebih 20 kg untuk dijadikan benihnya. Penyemaian dilakukan dengan penaburan benih di atas permukaan media persemaian. Bisa dilakukan pada bedengan pesemaian atau pada polybag. Bedengan untuk pembenihan umumnya berada di tanah (seperti di bedengan di lahan pertanian), tetapi dapat juga dibuat dari bak kayu/papan. Ukuran bedengan tersebut sekitar 1-1,2 m (lebar) dan panjang 2 m. Tinggi bedengan rata-rata 20-30 cm. Jarak antar bedengan sekitar 30-50 cm. Pengolahan lahan bedengan, memerlukan campuran kompos, tanah yang cukup gembur dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Untuk pembuatan kompos lihat di bagian pengolahan tanah. Setelah disiram beberapa kali, dan tanah menjadi stabil, benih yang telah melewati proses perendaman dengan air hangat, dan sudah dikeringkan dapat di sebarkan. Penyebaran benih ditebar merata pada larikan sepanjang bedengan. Ajrak penebaran kira-kira 3-6 cm, jangan terlalu rapat agar memudahkan saat mengambil benih. Paling lama setelah 14 hari, tunas benih tumbuh. Biasanya antara hari ke-6 sampai ke-8 bisa tumbuh tunas. Pada hari ke 10 muncul dua daun, dua minggu setelah penebaran muncul 3 daun. Pada umur sebulan, tinggi tanaman antara 8-10 cm dan sudah muncul 6 daun. Alternatif lain Biji ditanam ke media langsung tanpa persemaian. Biji ditanam 2-3 biji perlubang. Setelah tumbuh pilih satu tanaman yang kekar dan sehat. D. PENGOLAHAN TANAH Membuat Pupuk Organik a.KOMPOS Kompos adalah pupuk yang berasal dari limbah-limbah pertanian (jerami padi, seresah tanaman, daun kering , kacang-kacangan dll) yang telah mengalami dekomoisisasi(penguraian) oleh bakteri inokulan dari kotoran ternak dalam suasana aerob (ada udara). Bakteri inokulan berasal dari kotoran sapi. Pada prinsipnya, proses pengomposan adalah proses menurunkan perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen (C/N) bahan organik hingga sama atau mendekati dengan perbandingan karbohidrat dan nitrogen tanah (<20) agar bahan tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Nilai C/N tanah 10-12, jerami 50-70, daun segar 10-20. Manfaat kompos bagi tanaman adalah : Memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah Mencegah tanah menjadi padat Memberi lingkungan hidup yang baik bagi jasad renik dan bekteri yang bermanfaat Meningkatkan kemampuan memgang air tanah Memberikan zat hara penting yang mudah diserap oleh tanaman Tidak akan terbasuh oleh air hujan, sebaliknya akan tersimpan seperti deposito di bank dalam tanah Bahan-bahan untuk membuat kompos antara lain : Limbah pertanian ±800kg, rumput hijauan segar ±30 kg Kapur pertanian ±3 kg Kotoran ternak ruminansia (sapi, kambing, domba ) 100 kg Cetakan kompos terbuat dari 4 lembar papan (2 lbr@150cm x20 cmx 2 cm dan 2 lbr @ 200x20x2 cm) Dua batang bambu @ 2 m untuk pegangan cetakan Empat batang bambu @ 2 m untuk membuat lubang aerasi (saluran udara) pada kompos yang dicetak Plastik hitam penutup kompos yang telah selesai dicetak (3m) Teknik Pembuatan Kompos Semua bahan dibagi enam bagian untuk enam lapisan cetakan Limbah pertanian dicincang dan dimasukkan ke dalam cetakan sambil diinjak-injak merata sampai tingginya ±25 cm Di atas tumpukan jerami ditambahkan hijauan segar ±5 kg Letakan campuran kotoran ternak dan kapur pertanian masing-masing satu bagian Siram dengan air secukupnya (±5lt) hingga tumpukan menjadi lembab Angkat cetakan kompos dan letakan di atas lapisan pertama yang sudut-sudutnya dipasang bambu sebagai penyangga cetakan Lapisan kedua dan seterusnya dibuat dengan cara yang sama Enam lapisan mencapai ketinggian ±150 cm dan empat batang bambu dicabut hingga terbentuk lubang sebagai saluran udara Tutup lapisan kompos dengan plastik hitam Jika kemarau siram dua hari sekali Setiap empatbelas hari tumpukan kompos dibalikkan dengan alat cetakan yang sama, akibat pelapukan tumpukan kompos susut ±⅓ bagian Kompos matang ±2 bulan, dengan ciri-ciri warna coklat kehitaman dan tidak berbau. b.Bokasi Bokashi adalah pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian, kotoran ternak yang mengalami fermentasi dan penguraian oleh EM4 (Mikroorganisme efektif) dalam suasana an aerob (tanpa udara) Bokashi bermanfaat sebagai sumber pupuk organik siap pakai dalam waktu singkat untuk menyuburkan tanah, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta menyehatkan tanah dan tanaman. Dalam Bokashi, memerlukan molases. Yakni tetes tebu (biang gula), dapat juga digantikan dengan gula merah/gula putih (1kg gula merah/putih dilarutkan dalam air sehingga volumenya menjadi satu liter dengan cara dipanaskan akan lebih cepat) Mengaktivkan EM4 EM4 (Stock) adalah sebutan untuk Effective Microorganisme (mikroorganisme efektif) yang dipasarkan dalam bentuk kemasan satu liter, EM4 ini masih pasif. Untuk bisa dipakai, perlu diaktivkan dengan dicampur 1 liter molases untuk 1 liter EM4 kemudian dilarutkan dalam 18 liter air sumur, dimasukkan ke dalam jerigen plastik, ditutup rata dan disimpan selama 2 hari di tempat teduh. EM4 ini hanya bisa disimpan di tempat teduh selama 2 hari. Hasilnya disebut EM4 Extended. Macam dan Cara pembuatan Bokashi Bokashi Biasa Bahan : kotoran sapi 300 kg, dedak 20 kg, sekam 10 kg, arang sekam 10 kg, 20 ltr EM4 Extended Alat : Ember, sekop, Gembor, Drum, Karung Goni, Jerigen Plastik Cara Pembuatan : Bahan dicampur merata, perlahan-lahan sampai kandungan air dalam bahan mencapai 30 % (Jika bahan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari bahan dan jika dilepas bahan akan megar) Bahan ditumbuk di atas lantai yang kering dengan ketebalan 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni (4-7 hari) Pertahankan suhu 40-500C, jika lebih dari 500C bukalah karung penutup dan bahan dibalik-balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Bokashi Super Bahan : kotoran sapi 10kg, dedak 10 kg, sekam 10 kg, sekam arang 10 kg, kotoran ayam petelur 10 kg dicampur merata Cara : sama dengan Bokashi biasa Bokashi Express Bahan : Jerami kering 200 kg, 20 kg bokashi yang sudah jadi, 20 kg dedak dicampur merata. Cara : sama dengan bokashi biasa, namun waktu yang diperlukan hanya 24 jam untuk fermentasinya. Alternatif lain Seorang ketua Budaya dan Pertanian organik asal Garut, Abah Endaj Kusnandar membagikan ilmunya kepada penulis dan rekan-rekan lain dengan memberikan alternatif apabila tidak ada EM4. Yaitu dengan mikroorganisme lokal buatan sendiri. Caranya adalah dengan mencampurkan sisa-sisa makanan atau minuman kedalam tong plastik berukuran kecil yang tertutup rapat, dicapurkan dengan air dan air gula, dan air cucian beras. Didiamkan selam 24 jam atau lebih dan disaring, jadilah Mikroorganisme lokal/setempat yang dapat menggantikan EM4. Persiapan Lahan dengan Perbaikan Tanah Lahan yang subur, akibat penggunaan lahan tersebut untuk kegiatan produksi tanpa adanya kegiatan perbaikan tanah maka akan menurun kualitasnya. Sehingga, perlu diperbaiki agar tindakan usaha tani dapat berkelanjutan. Hal ini pun baik jika dilakukan untuk memulai suatu kegiatan penanaman. Tujuan dari perbaikan tanah ini antara lain : Meningkatkan dan mencukupi kebutuhan hara (makanan/nutrisi) di dalam tanah yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanaman (akar tanaman)dapat dengan leluasa tumbuh dan bergerak mencari makan untuk pertumbuhannya tanpa ada hambatan-hambatan. Meningkatkan mutu produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitasnya. Memperkecil biaya produksi, karena lahan yang sudah diperbaiki dapat ditanami kembali pada musim berikutnya (tiga kali musim tanam) Bahan-bahan apa saja yang perlu dipersiapkan? Untuk lahan per 10m2, bahan-bahan yang diperlukan adalah Sekam 10 kg Sekam arang 10 kg Kapur Pertanian 2 kg Kompos 50 kg Mulsa jerami kering 20 kg Bokashi 300 gr Pelaksanaan perbaikan tanah Langkah-langkah pengolahan/perbaikan tanah: Tanah 15 cm bagian atas ditaruh sebelah kiri, tanah 15 cm bagian bawah ditaruh sebelah kanan dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu tersinari matahari. Tanah bagian bawah dikembalikan lagi ke bawah, tanah bagian atas dikembalikan lagi ke tempat semula dengan masing-masing bagian dicampur dengan setengah porsi bahan perbaikan tanah. Bedengan dirapikan dan buat saluran air Bedengan ditutup dengan jerami Lahan didiamkan 1 minggu dan dilakukan penyiraman (jika kemarau) Gambar 5. Perspektif bedengan tanaman cabai rawit Gambar 6. Bedengan tanaman cabai rawit PENANAMAN 1. Waktu yang tepat Umumnya penanaman pukul 11.00-15.00 akan menyebabkan tanaman mengeluarkan air, sehingga bibit kekurangan air dan tanaman menjadi layu. Waktu yang tepat untuk penanaman cabe rawit adalah pukul 06.30-09.30 atau sore hari pukul 16.30-18.00 2. Pola Tanam Pembuatan lubang tanam dilakukan sekitar 3-5 hari sebelum tanam. Ini dimaksudkan agar sirkulasi udara di sekeliling lubang tanam berjalan dengan baik dan sempurna. 3. Penempatan Tanaman Penanaman dilakukan dengan cara menyibak jerami pada daerah lubang tanam dengan kedalaman ±10 cm kemudian jerami dirapatkan lagi 4. Cara Menanam Satu bibit tanaman diambil dengan mengikutkan tanah yang ada sebesar segenggam tangan. Tanaman diambil dengan hati-hati jangan sampai ada bagian tanaman yang rusak. Kemudian dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan diuruk dengan tanah di sekitar dan ditekan dengan tangan agar padat. Seminggu setelah tanam, dilakukan penyulaman. Tujuannya agar tanaman yang mati atau tumbuhnya tidak sempurna diganti dengan tanaman baru. F. PEMELIHARAAN TANAMAN 1. Membuat Pestisida Organik Untuk Mengendalikan Hama Pestisida organik adalah pestisida yang dibuat dari tanaman-tanaman yang mengandung zat anti serangga dengan menggunakan EM4 yang telah dibangunkan (EM4 Ekstended) ataupun dengan mikroorganisme lokal. 2. Membuat Pupuk Cair Organik Untuk Memupuk Tanaman Pupuk Cair baku sampah: Bahan-Bahan : 1.Sampah Organik Basah (Sampah sisa sayuran/buah- buahan 5 kg) 2.Ember plastik ukuran 20 lt yang tertutup EM Extended 15 liter Cara Pembuatan: 1 Masukkan sampah dapur organik (dicincang) ke dalam ember ukuran 20 liter 2.Masukkan EM Extended sampai penuh sambil diaduk- aduk dan simpan di tempat teduh 3.Pada hari I dan seterusnya setiap dua hari tutup ember dibuka sedikit agar gas keluar dan kemudian tutup kembali 4.Pada hari ke 10 proses fermentasi selesai 5.Cairan disaring dan masukkan dalma jerigen plastik dan ongkosnya dapat dijadikan kompos. Cara penggunaan : 1.Sebagai pupuk daun (semprot ke daun) dengan dosis 5 ml pupuk cair per 500 ml air 2.Sebagai pupuk akar (menyiram media akar) dengan dosis 10 ml pupuk cair per 5 ltr air. Alternatif Rebung bambu ditumbuk halus atau diiris-iris kemudian masukan kedalam ember atau tong plastik Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan, Tambahkan gula merah yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata. Rendam dengan air cucian beras sebanyak 5 liter Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang plastik yang disambungkan dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 15 hari Cara Penggunaan: penyemrotan dilakukan pada pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan dicampur dengan 14 liter air tawar pada umur 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam Catatan: - Sebagai zat perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif Pupuk Cair bahan baku bua buahan Cara Pembuatan: Buah-buahan yang disediakan tadi ditumbuk/dihaluskan Masukan pada drum/tong plastik Campurkan dengan air kelapa Masukan gula merah yang telah dicairkan Tutup dengan plastik, beri lubang udara dengan cara memasukan slang plastik yang dihubungkan dengan botol yang sudah terisi air Biarkan selama 10-15 hari Cara Penggunaan: Penggunaan pada tanaman , semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter. Waktu penyemprotan dilakukan pada umur tanaman akhir vegetatif (55-60 hari) F. PEMELIHARAAN Menyulam Menyiram Menyiang Gulma Memangkas Ujung Tunas Batang Membuang Daun Sakit Memupuk Membersihkan Tanaman Mengendalikan Hama dan Penyakit

BAB. 2 MENGENAL TANAMAN CABAI RAWIT Dalam sejarahnya, tanaman yang mempunyai nama ilmiah Capsium frutencens, merupakan tanaman liar dan disebarkan oleh burung. Tanaman ini berasal dari Amerika Latin dan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Klasifikasi tanaman cabai rawit adalah: Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Kelas: Asteridae Ordo: Solanales, Famili: Solanaceae (suku terung-terungan), Genus: Capsicum ,     Spesies: Capsicum frutescens L. Tanaman Cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu : cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya;  cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap. Nama cabai rawit di tiap daerah di Indoneia berbeda-beda, yaitu: Sumatera: leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias), l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. cempling (Jawa), cabhi letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi: kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, l. capa, laso meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi (Manado). Maluku: Abrisan kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi (Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik). MANFAAT CABAI RAWIT Cabai rawit termasuk kelompok tanaman sayuran buah . cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila kita usahakan dengan sungguh – sungguh . satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam . Saya yakin kita semua pernah meliha cabai rawit dan memakannya . bagi kita yang biasa memakan makanan dengan sambal cabai , rasanya belum lengkap apa bila tidak dilenkapi dengan sambal cabai. Oleh karena itu cabai tidak dapat dipisah kan dengan kehidupan sehari – hari karena hamper semua jenis masakan yang kita makan menggunakan bumbu cabi besar atau cabai rawit . Cabai rawit mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik. Kasiat tanaman cabai rawit beraneka macam diantaranya mengobati: 1.Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh) Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan. 2. Sakitperut Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit. 3. Rematik Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. 4. frostbite (jari nyeri karena kedinginan). Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul. Tanaman cabe, cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada resiko kegagalan. Usahakan dibuat saluran drainase yang baik. Tanaman ini diperbanyak melalui biji, yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Kebanyakan cabai rawit ditanam di daerah tegalan atau daerah tadah hujan, atau daerah yang belum/tidak mendapatkan pengairan teknis. Tapi secara umum tanaman ini tumbuh di daerah yang curah hujan dan panasnya cukup. Daerah dengan ketinggian 0-500 meter di atas permukaan air laut sangan cocok untuk ditanami cabai rawit. Manfaat menanam cabai rawit secara organik adalah kesuburan tanah terjaga, buah cabai rawit sehat, tidak mengandung residu kimia, biaya operasional tidak besar, karena bahan pupuk dan pestisida organik yang kita buat berasal dari alam sekitar da yang paling penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat.


BAB. 2 MENGENAL TANAMAN CABAI RAWIT Dalam sejarahnya, tanaman yang mempunyai nama ilmiah Capsium frutencens, merupakan tanaman liar dan disebarkan oleh burung. Tanaman ini berasal dari Amerika Latin dan menyebar ke berbagai penjuru dunia. Klasifikasi tanaman cabai rawit adalah: Kingdom: Plantae (Tumbuhan), Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil), Sub Kelas: Asteridae Ordo: Solanales, Famili: Solanaceae (suku terung-terungan), Genus: Capsicum ,     Spesies: Capsicum frutescens L. Tanaman Cabai rawit menyukai daerah kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu : cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya;  cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap. Nama cabai rawit di tiap daerah di Indoneia berbeda-beda, yaitu: Sumatera: leudeuaarum, l. pentek (Gayo), situdu langit, lacina sipane (Simelungmz), lada limi (Nias), l. mutia (Melayu). Jawa: cabe rawit, c. cengek (SLCnda), lombok jempling, l. jemprit, l. rawit, l. gambir, l. setan, l. cempling (Jawa), cabhi letek, c. taena manok (Madc,rra). Nusa Tenggara: tabia krinyi (Bali), kurus(Alor). Sulawesi: kaluya kapal (bent.), mareta dodi (Mongond.), malita diti (Gorontalo), m. didi (Buol), lada masiwu (Baree), l. marica, l. capa, laso meyong (Mak.),1. meyong, ladang burica, l. marica (Bug.), rica halus, r. padi (Manado). Maluku: Abrisan kubur (Seram), karatupa batawe (Elpaputi), katupu walata (Waraka), araputa patawe (Atamano), kalapita batawi (Amahai), karatuba manesane (Nuaulu), karatupa. batawi (Sepcc), maricang kekupe (Weda), rica gufu (Ternate). Irian: metrek wakfoh (Sarmi), basen tanah (Barik). MANFAAT CABAI RAWIT Cabai rawit termasuk kelompok tanaman sayuran buah . cabai rawit dapat tumbuh baik didataran tinggi , maupu di dataran rendah . bertanam cabai rawit dapat memberikan nila ekonomi yang cukup tinggi apabila kita usahakan dengan sungguh – sungguh . satu hektar tanaman cabai rawit mampu menghasilkan 8 ton buah cabai rawit karena tanaman cabai rawit dapat kita usahakan selama dua sampai dua setengah tahun selama musim tanam . Saya yakin kita semua pernah meliha cabai rawit dan memakannya . bagi kita yang biasa memakan makanan dengan sambal cabai , rasanya belum lengkap apa bila tidak dilenkapi dengan sambal cabai. Oleh karena itu cabai tidak dapat dipisah kan dengan kehidupan sehari – hari karena hamper semua jenis masakan yang kita makan menggunakan bumbu cabi besar atau cabai rawit . Cabai rawit mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik. Kasiat tanaman cabai rawit beraneka macam diantaranya mengobati: 1.Kaki dan tangan lemas (seperti lumpuh) Sediakan 2 bonggol akar cabai rawit, 15 pasang kaki ayam yang dipotong sedikit di atas lutut, 60 g kacang tanah, dan 6 butir hung cao. Bersihkan bahan-bahan tersebut dan potong-potong seperlunya. Tambahkan air dan arak sama banyak sampai bahan-bahan tersebut terendam seluruhnya (kira-kira 1 cm di atasnya). Selanjutnya, tim ramuan tersebut. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum, sehari dua kali, masing-masing separo dari ramuan. 2. Sakitperut Cuci daun muda segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tambahkan sedikit kapur sirih, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian perut yang sakit. 3. Rematik Giling 10 buah cabai rawit sampai halus. Tambahkan 1/2 sendok teh kapur sirih dan air perasan sebuah jeruk nipis, lalu aduk sampai rata. Balurkan ramuan tersebut pada bagian tubuh yang sakit. 4. frostbite (jari nyeri karena kedinginan). Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut dan bisul. Tanaman cabe, cocok ditanam pada tanah yang kaya humus, gembur dan sarang serta tidak tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5 - 6. Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabe yang tinggi, bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada resiko kegagalan. Usahakan dibuat saluran drainase yang baik. Tanaman ini diperbanyak melalui biji, yang ditanam dari tanaman yang sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Kebanyakan cabai rawit ditanam di daerah tegalan atau daerah tadah hujan, atau daerah yang belum/tidak mendapatkan pengairan teknis. Tapi secara umum tanaman ini tumbuh di daerah yang curah hujan dan panasnya cukup. Daerah dengan ketinggian 0-500 meter di atas permukaan air laut sangan cocok untuk ditanami cabai rawit. Manfaat menanam cabai rawit secara organik adalah kesuburan tanah terjaga, buah cabai rawit sehat, tidak mengandung residu kimia, biaya operasional tidak besar, karena bahan pupuk dan pestisida organik yang kita buat berasal dari alam sekitar da yang paling penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Bab 1 Pendahuluan buku cabai rawit


BAB. 1 PENDAHULUAN Menurut Musawir Subing (Sekretaris Kabupaten Lampung Tengah), pertanian organik tak dapat dipisahkan dengan dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial. Pertanian organik juga tidak sebatas meniadakan penggunaan asupan eksternal sintetis, juga pemanfaatan sumber-sumber alam secara berkelanjutan, produksi makanan sehat dan menghemat energi. Aspek ekonomi dapat berkelanjutan jika produksi pertanian mampu mencukupi kebutuhan dan memberi pendapatan cukup untuk keberlanjutan penghidupan. Namun, motivasi ekonomi kerap menjadi kemudi yang menyetir arah pengembangan pertanian organik. Di satu sisi ini dapat mendorong pengembangan pertanian organik, tetapi di sisi lain dapat menjadi bumerang yang dapat meruntuhkan fondasi gerakan pertanian organik yang sedang dibangun.

Daftar isi buku cabai


DAFTAR ISI Kata Pengantar.. Daftar Isi... Bab 1 Pendahuluan... Sejarah Penyebaran Cabai Rawit.... Perdagangan dan Prospek Cabai Rawit.... Hasil Olahan Cabai Rawit.... Bab 2 Mengenal Tanaman Cabai Rawit Taksonomi Tanaman Cabai Rawit.... Sifat Botani Cabai Rawit.... Varietas Cabai Rawit.... Bab 3 Budidaya Tanaman Cabai Rawit Syarat Tumbuh.... Pembibitan.... Pengolahan Tanah.... Penanaman.... Pemeliharaan.... Bab 4 Hama Penyakit dan Penanggulangannya Bab 5 Panen dan Pasca Panen Bab 7 Analisa Usaha Daftar Pustaka

Pengantar Buku Cabai Rawit karya sudarmanto dan bayu


Prakata Dengan adanya lahan dan iklim pertanian yang mendukung dibandingkan dengan negara lain, Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam bidang pertanian. Sejarah budaya pertanian pada jaman kerajaan yang kaya akan kearifan lokal di tiap-tiap daerah di indonesia membuat catatan tersendiri tentang indonesia. Namun, sejak adanya revolusi hijau di Indonesia demi mengejar swasembada pangan di bidang pangan tahun 1966 yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, Kondisi pertanian Indonesia berubah. Warisan budaya pertanian Indonesia pun mulai surut. Dalam pemahaman yang lebih mendasar, revolusi Hijau ini merupakan produk globalisasi untuk menciptakan pasar benih dan pestisida kimia. Namun, seperti yang dikritik oleh Yosef Hader (2007) terhadap revolusi Hijau adalah pencemaran lingkungan, ketidak-merataan pendapatan, ketidak-merataan distribusi aset, dan meningkatkan kemiskinan absolut. Berkaitan dengan pencemaran lingkungan, hal ini dikarenakan pemakain bahan-bahan sintetis/non organik dalam pemupukan dan penanggulangan hama. Bahan-bahan ini sudah lazim dan selama 30 tahun dipakai oleh sebagian besar petani di Indonesia. Hal ini membuat kualitas tanah menurun jika dilihat dari kondisi tanah sebelum dan sesudah memakai pupuk dan pestisida tersebut. Tetapi dapatkah kita bertani tanpa harus memakai bahan-bahan non organik tersebut? Berbagai alternatif ditawarkan, salah satunya adalah buku ini. Dalam buku ini dijelaskan suatu solusi yang bisa menjadi suatu demonstrasi plotting untuk pertanian dengan metode organik, yaitu bertanam cabai rawit dengan metode organik. Suatu demonstrasi plotting yang akan membuktikan bahwa kita dapat mengembalikkan kesuburan tanah kita, dan ada solusi kita dapat bertani dengan membuat pupuk dan pestisida sendiri. Selamat bertani. Penulis. Sudarmanto Bayu Kurniawan