Selasa, 27 November 2012

BAB. 3 BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT


BAB. 3 BUDIDAYA TANAMAN CABAI RAWIT Pertumbuhan tanaman cabai rawit yang baik dan hasil produksinya tinggi merupakan dambaan dan harapan kita semua . untuk mencapai tahapan tersebut kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai rawit yang menggunakan tahapan – tahapan sebagai berikut A. SYARAT TUMBUH Untuk mendapatkan cabai rawit yang tinggi kita harus mengetahui yang syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai rawit. Adapun syarat nya sebagai berikut : 1. tanah- gembur- subur atau banyak mengandung zat makan- pembuangan airnya baik ( tidak tergenang) , dan- banyak mengandung humus 2. tempat tumbuh ( daerah )- dataran rendah- dataran tinggi 3. iklim tanaman cabai rawit dapat tumbuh , baik pada daerah yang kurang hujan maupun yang sering hujan . suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah berkisar antara 25* c – 31* B.BAHAN DAN ALAT 1. Alat yang diperlukan untuk menanam cabai rawit- cangkul- garpu tanah- kored- gembor ember- sprayer- ember- meteran- keranjang- timbangan- tali kenca ( pelurus ) 2. Bahan – bahan yang diperlukan untuk menanam cabai rawit- benih cabai rawit- pupuk kandang- urea- TSP- Bambo- Insektisida- Fungisida- KCL- Pelastik kecil bumbungan- Lalang atau daun kelapa C. PEMBIBITAN Pembibitan tanaman cabai rawit sebaiknya ikuti langkah langkah sebgai berikut: Pemilian Benih/bibit Tidak semua biji baik untuk dijadikan benih. Syarat biji yang bisa dijadikan benih adalah sebagai berikut. Biji berasal dari buah yang sehat (tidak terkena penyakitatau terserang hama). Bentuk Biji sempurna. Berasal dari tanaman yang sehat, produksinya tinggi, tahan serangan hama dan penyakit, serta berumur panjang. Biji diambil dari bagian tengah biji, karena merupakan biji yang padat berisi. Buah tersebut merupakan hasil petikan atau panenan yang ketiga, keempat, dst. Pada panenan tersebut, umur tanaman sekitar 6 bulan (pada umur 6-24 bulan, merupakan waktu berproduksi maksimal). Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300-500 gr biji). Persemaian Buah cabai yang telah dipilih, kita potong kedua ujung pangkalnya sehingga didaptkan bagian tengan buah yang padat. Bagian tersebut kita belah dan kita keluarkan satu persatu bijinya lalu dijemur tetapi tidak sampai terkena sinar matahari hingga biji tersebut kering.(kira-kira selama 3 hari) Tanah persemaian digemburkan dan dibikin bedengan dengan lebar 125 cm panjang menurut ukuran tanah dan diberi pupuk kompos panjang 1 m tanah diberi kompos 1 kg. Setelah itu ditutup dengan tanah atau sekam. untuk menghindari hujan dan angin. Tempat persemaian benih cabe dapat diberikan atap. 3. Menanam Semaian Sebelum disemaikan, sebaiknya benih diberikan perlakuan khusus agar perkembangannya dapat dipercepat, yaitu dengan direndam air hangat sekitar 500 C. Direndam selama 12 jam atau selama semalam. Cara ini hanya dilakukan pada benih yang baru dan belum pernah disimpan. Benih kemudian dikeringkan dan bisa disimpan dengan dimasukkan ke dalam kemasan yang diberi lubang angin dan disimpan di tempat kering (tidak lembab dan tidak mengundang jamur). Benih dapat di simpan selama 2 tahun. c. Daya tumbuh benih setelah disimpan lama masih bisa tinggi (mencapai 80%), tetapi benih baru akan bertunas setelah 14 hari ditanam. Adapun benih baru akan bertunas setelah seminggu disemai bila waktu penyimpanannya masih 2 bulan lagi. d.Adapun benih yang daya tumbuhnya hanya mencapai 50% atau kurang dari itu, benih tidak bisa memenuhi syarat untuk dijadikan tanaman dalam usaha tani. Untuk benih yang baik, dalam satu hektar diperlukan buah cabai rawit kurang lebih 20 kg untuk dijadikan benihnya. Penyemaian dilakukan dengan penaburan benih di atas permukaan media persemaian. Bisa dilakukan pada bedengan pesemaian atau pada polybag. Bedengan untuk pembenihan umumnya berada di tanah (seperti di bedengan di lahan pertanian), tetapi dapat juga dibuat dari bak kayu/papan. Ukuran bedengan tersebut sekitar 1-1,2 m (lebar) dan panjang 2 m. Tinggi bedengan rata-rata 20-30 cm. Jarak antar bedengan sekitar 30-50 cm. Pengolahan lahan bedengan, memerlukan campuran kompos, tanah yang cukup gembur dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Untuk pembuatan kompos lihat di bagian pengolahan tanah. Setelah disiram beberapa kali, dan tanah menjadi stabil, benih yang telah melewati proses perendaman dengan air hangat, dan sudah dikeringkan dapat di sebarkan. Penyebaran benih ditebar merata pada larikan sepanjang bedengan. Ajrak penebaran kira-kira 3-6 cm, jangan terlalu rapat agar memudahkan saat mengambil benih. Paling lama setelah 14 hari, tunas benih tumbuh. Biasanya antara hari ke-6 sampai ke-8 bisa tumbuh tunas. Pada hari ke 10 muncul dua daun, dua minggu setelah penebaran muncul 3 daun. Pada umur sebulan, tinggi tanaman antara 8-10 cm dan sudah muncul 6 daun. Alternatif lain Biji ditanam ke media langsung tanpa persemaian. Biji ditanam 2-3 biji perlubang. Setelah tumbuh pilih satu tanaman yang kekar dan sehat. D. PENGOLAHAN TANAH Membuat Pupuk Organik a.KOMPOS Kompos adalah pupuk yang berasal dari limbah-limbah pertanian (jerami padi, seresah tanaman, daun kering , kacang-kacangan dll) yang telah mengalami dekomoisisasi(penguraian) oleh bakteri inokulan dari kotoran ternak dalam suasana aerob (ada udara). Bakteri inokulan berasal dari kotoran sapi. Pada prinsipnya, proses pengomposan adalah proses menurunkan perbandingan antara karbohidrat dan nitrogen (C/N) bahan organik hingga sama atau mendekati dengan perbandingan karbohidrat dan nitrogen tanah (<20) agar bahan tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Nilai C/N tanah 10-12, jerami 50-70, daun segar 10-20. Manfaat kompos bagi tanaman adalah : Memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah Mencegah tanah menjadi padat Memberi lingkungan hidup yang baik bagi jasad renik dan bekteri yang bermanfaat Meningkatkan kemampuan memgang air tanah Memberikan zat hara penting yang mudah diserap oleh tanaman Tidak akan terbasuh oleh air hujan, sebaliknya akan tersimpan seperti deposito di bank dalam tanah Bahan-bahan untuk membuat kompos antara lain : Limbah pertanian ±800kg, rumput hijauan segar ±30 kg Kapur pertanian ±3 kg Kotoran ternak ruminansia (sapi, kambing, domba ) 100 kg Cetakan kompos terbuat dari 4 lembar papan (2 lbr@150cm x20 cmx 2 cm dan 2 lbr @ 200x20x2 cm) Dua batang bambu @ 2 m untuk pegangan cetakan Empat batang bambu @ 2 m untuk membuat lubang aerasi (saluran udara) pada kompos yang dicetak Plastik hitam penutup kompos yang telah selesai dicetak (3m) Teknik Pembuatan Kompos Semua bahan dibagi enam bagian untuk enam lapisan cetakan Limbah pertanian dicincang dan dimasukkan ke dalam cetakan sambil diinjak-injak merata sampai tingginya ±25 cm Di atas tumpukan jerami ditambahkan hijauan segar ±5 kg Letakan campuran kotoran ternak dan kapur pertanian masing-masing satu bagian Siram dengan air secukupnya (±5lt) hingga tumpukan menjadi lembab Angkat cetakan kompos dan letakan di atas lapisan pertama yang sudut-sudutnya dipasang bambu sebagai penyangga cetakan Lapisan kedua dan seterusnya dibuat dengan cara yang sama Enam lapisan mencapai ketinggian ±150 cm dan empat batang bambu dicabut hingga terbentuk lubang sebagai saluran udara Tutup lapisan kompos dengan plastik hitam Jika kemarau siram dua hari sekali Setiap empatbelas hari tumpukan kompos dibalikkan dengan alat cetakan yang sama, akibat pelapukan tumpukan kompos susut ±⅓ bagian Kompos matang ±2 bulan, dengan ciri-ciri warna coklat kehitaman dan tidak berbau. b.Bokasi Bokashi adalah pupuk organik yang berasal dari limbah pertanian, kotoran ternak yang mengalami fermentasi dan penguraian oleh EM4 (Mikroorganisme efektif) dalam suasana an aerob (tanpa udara) Bokashi bermanfaat sebagai sumber pupuk organik siap pakai dalam waktu singkat untuk menyuburkan tanah, meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman serta menyehatkan tanah dan tanaman. Dalam Bokashi, memerlukan molases. Yakni tetes tebu (biang gula), dapat juga digantikan dengan gula merah/gula putih (1kg gula merah/putih dilarutkan dalam air sehingga volumenya menjadi satu liter dengan cara dipanaskan akan lebih cepat) Mengaktivkan EM4 EM4 (Stock) adalah sebutan untuk Effective Microorganisme (mikroorganisme efektif) yang dipasarkan dalam bentuk kemasan satu liter, EM4 ini masih pasif. Untuk bisa dipakai, perlu diaktivkan dengan dicampur 1 liter molases untuk 1 liter EM4 kemudian dilarutkan dalam 18 liter air sumur, dimasukkan ke dalam jerigen plastik, ditutup rata dan disimpan selama 2 hari di tempat teduh. EM4 ini hanya bisa disimpan di tempat teduh selama 2 hari. Hasilnya disebut EM4 Extended. Macam dan Cara pembuatan Bokashi Bokashi Biasa Bahan : kotoran sapi 300 kg, dedak 20 kg, sekam 10 kg, arang sekam 10 kg, 20 ltr EM4 Extended Alat : Ember, sekop, Gembor, Drum, Karung Goni, Jerigen Plastik Cara Pembuatan : Bahan dicampur merata, perlahan-lahan sampai kandungan air dalam bahan mencapai 30 % (Jika bahan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari bahan dan jika dilepas bahan akan megar) Bahan ditumbuk di atas lantai yang kering dengan ketebalan 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni (4-7 hari) Pertahankan suhu 40-500C, jika lebih dari 500C bukalah karung penutup dan bahan dibalik-balik, kemudian ditutup kembali dengan karung goni. Bokashi Super Bahan : kotoran sapi 10kg, dedak 10 kg, sekam 10 kg, sekam arang 10 kg, kotoran ayam petelur 10 kg dicampur merata Cara : sama dengan Bokashi biasa Bokashi Express Bahan : Jerami kering 200 kg, 20 kg bokashi yang sudah jadi, 20 kg dedak dicampur merata. Cara : sama dengan bokashi biasa, namun waktu yang diperlukan hanya 24 jam untuk fermentasinya. Alternatif lain Seorang ketua Budaya dan Pertanian organik asal Garut, Abah Endaj Kusnandar membagikan ilmunya kepada penulis dan rekan-rekan lain dengan memberikan alternatif apabila tidak ada EM4. Yaitu dengan mikroorganisme lokal buatan sendiri. Caranya adalah dengan mencampurkan sisa-sisa makanan atau minuman kedalam tong plastik berukuran kecil yang tertutup rapat, dicapurkan dengan air dan air gula, dan air cucian beras. Didiamkan selam 24 jam atau lebih dan disaring, jadilah Mikroorganisme lokal/setempat yang dapat menggantikan EM4. Persiapan Lahan dengan Perbaikan Tanah Lahan yang subur, akibat penggunaan lahan tersebut untuk kegiatan produksi tanpa adanya kegiatan perbaikan tanah maka akan menurun kualitasnya. Sehingga, perlu diperbaiki agar tindakan usaha tani dapat berkelanjutan. Hal ini pun baik jika dilakukan untuk memulai suatu kegiatan penanaman. Tujuan dari perbaikan tanah ini antara lain : Meningkatkan dan mencukupi kebutuhan hara (makanan/nutrisi) di dalam tanah yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga tanaman (akar tanaman)dapat dengan leluasa tumbuh dan bergerak mencari makan untuk pertumbuhannya tanpa ada hambatan-hambatan. Meningkatkan mutu produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitasnya. Memperkecil biaya produksi, karena lahan yang sudah diperbaiki dapat ditanami kembali pada musim berikutnya (tiga kali musim tanam) Bahan-bahan apa saja yang perlu dipersiapkan? Untuk lahan per 10m2, bahan-bahan yang diperlukan adalah Sekam 10 kg Sekam arang 10 kg Kapur Pertanian 2 kg Kompos 50 kg Mulsa jerami kering 20 kg Bokashi 300 gr Pelaksanaan perbaikan tanah Langkah-langkah pengolahan/perbaikan tanah: Tanah 15 cm bagian atas ditaruh sebelah kiri, tanah 15 cm bagian bawah ditaruh sebelah kanan dibiarkan selama kurang lebih 2 minggu tersinari matahari. Tanah bagian bawah dikembalikan lagi ke bawah, tanah bagian atas dikembalikan lagi ke tempat semula dengan masing-masing bagian dicampur dengan setengah porsi bahan perbaikan tanah. Bedengan dirapikan dan buat saluran air Bedengan ditutup dengan jerami Lahan didiamkan 1 minggu dan dilakukan penyiraman (jika kemarau) Gambar 5. Perspektif bedengan tanaman cabai rawit Gambar 6. Bedengan tanaman cabai rawit PENANAMAN 1. Waktu yang tepat Umumnya penanaman pukul 11.00-15.00 akan menyebabkan tanaman mengeluarkan air, sehingga bibit kekurangan air dan tanaman menjadi layu. Waktu yang tepat untuk penanaman cabe rawit adalah pukul 06.30-09.30 atau sore hari pukul 16.30-18.00 2. Pola Tanam Pembuatan lubang tanam dilakukan sekitar 3-5 hari sebelum tanam. Ini dimaksudkan agar sirkulasi udara di sekeliling lubang tanam berjalan dengan baik dan sempurna. 3. Penempatan Tanaman Penanaman dilakukan dengan cara menyibak jerami pada daerah lubang tanam dengan kedalaman ±10 cm kemudian jerami dirapatkan lagi 4. Cara Menanam Satu bibit tanaman diambil dengan mengikutkan tanah yang ada sebesar segenggam tangan. Tanaman diambil dengan hati-hati jangan sampai ada bagian tanaman yang rusak. Kemudian dimasukkan ke dalam lubang tersebut dan diuruk dengan tanah di sekitar dan ditekan dengan tangan agar padat. Seminggu setelah tanam, dilakukan penyulaman. Tujuannya agar tanaman yang mati atau tumbuhnya tidak sempurna diganti dengan tanaman baru. F. PEMELIHARAAN TANAMAN 1. Membuat Pestisida Organik Untuk Mengendalikan Hama Pestisida organik adalah pestisida yang dibuat dari tanaman-tanaman yang mengandung zat anti serangga dengan menggunakan EM4 yang telah dibangunkan (EM4 Ekstended) ataupun dengan mikroorganisme lokal. 2. Membuat Pupuk Cair Organik Untuk Memupuk Tanaman Pupuk Cair baku sampah: Bahan-Bahan : 1.Sampah Organik Basah (Sampah sisa sayuran/buah- buahan 5 kg) 2.Ember plastik ukuran 20 lt yang tertutup EM Extended 15 liter Cara Pembuatan: 1 Masukkan sampah dapur organik (dicincang) ke dalam ember ukuran 20 liter 2.Masukkan EM Extended sampai penuh sambil diaduk- aduk dan simpan di tempat teduh 3.Pada hari I dan seterusnya setiap dua hari tutup ember dibuka sedikit agar gas keluar dan kemudian tutup kembali 4.Pada hari ke 10 proses fermentasi selesai 5.Cairan disaring dan masukkan dalma jerigen plastik dan ongkosnya dapat dijadikan kompos. Cara penggunaan : 1.Sebagai pupuk daun (semprot ke daun) dengan dosis 5 ml pupuk cair per 500 ml air 2.Sebagai pupuk akar (menyiram media akar) dengan dosis 10 ml pupuk cair per 5 ltr air. Alternatif Rebung bambu ditumbuk halus atau diiris-iris kemudian masukan kedalam ember atau tong plastik Campurkan dengan buah maja yang sudah dihaluskan, Tambahkan gula merah yang telah dihaluskan dan aduk sampai rata. Rendam dengan air cucian beras sebanyak 5 liter Tutup rapat ember/tong dengan plastik, dan berikan slang plastik yang disambungkan dengan air yang berada pada botol. Biarkan selama 15 hari Cara Penggunaan: penyemrotan dilakukan pada pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan dicampur dengan 14 liter air tawar pada umur 10, 20, 30 dan 40 hari setelah tanam Catatan: - Sebagai zat perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif Pupuk Cair bahan baku bua buahan Cara Pembuatan: Buah-buahan yang disediakan tadi ditumbuk/dihaluskan Masukan pada drum/tong plastik Campurkan dengan air kelapa Masukan gula merah yang telah dicairkan Tutup dengan plastik, beri lubang udara dengan cara memasukan slang plastik yang dihubungkan dengan botol yang sudah terisi air Biarkan selama 10-15 hari Cara Penggunaan: Penggunaan pada tanaman , semprotkan pada tanaman dengan konsentrasi larutan 400 cc dicampur dengan air tawar sebanyak 14 liter. Waktu penyemprotan dilakukan pada umur tanaman akhir vegetatif (55-60 hari) F. PEMELIHARAAN Menyulam Menyiram Menyiang Gulma Memangkas Ujung Tunas Batang Membuang Daun Sakit Memupuk Membersihkan Tanaman Mengendalikan Hama dan Penyakit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar